Minggu, 24 Juni 2012

Waktu yang Tepat

Gue menemukan seberkas kertas yang tertulis sepotong kata-kata curhat, mungkin bisa dibilang ungkapan syukur gue, saat gue ngeberesin buku-buku dan kertas-kertas di kamar kosan. Entah, gue juga lupa apa kondisi gue saat itu.

Ketika aku tersesak dan terjepit, aku berteriak, "Tuhan Yesus, tolong aku!"
Ketika aku mengalami bahagia akan sesuatu, aku berseru di dalam hatiku, "Tuhan Yesus yang baik, terima kasih."
Ketika aku merasa kecewa dan marah pada sesuatu yang tidak aku dapatkan, aku meminta, "Tuhan Yesus, ajar aku untuk berserah kepadaMu, aku tahu rencanaMu indah."
Ketika aku bangun pagi, refleks aku berkata dalam hatiku, "Terima kasih Tuhan Yesus untuk matahari, serta nafas kehidupan pada pagi hari ini."
Dan setiap kali keadaanku, aku baru sadar, tiada nama lain selain Dia, Tuhan Yesus, yang selalu aku sebut.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang yang berada di sekitar gue, yang tidak mengenal gue terlalu dalam, mungkin akan berpikir gue ini adalah tipe orang humoris, yang bisa selalu diajak bercanda, lucu, gampang ngebanyol, ketawa haha hihi sana sini, dan yang lainnya. Tapi nyatanya, gue ini tipe orang yang cukup sensitif dan moody-an. Gue bisa dalam 1 hari memilih untuk berdiam diri di kamar, punya pikiran yang mungkin nantinya akan mengganggu hubungan gue dengan orang lain hari itu. Tapi, besoknya bisa jadi akan berbeda lagi.

Masa-masa sekarang ini, bagi gue adalah masa-masa yang krusial, masa-masa yang ngga cuma butuh kepintaran belaka, tapi juga butuh mental yang kuat, jiwa yang lapang, pikiran yang cerdas, kesabaran dan usaha yang tinggi. Satu saja dari hal-hal itu ada yang kurang, mungkin gue bisa lebih jauh di belakang dibandingkan dengan yang lain. Setiap hal yang mungkin akan mengganggu gue, yang bisa membuat gue jatuh saat ini, sebisa mungkin gue hindari, abaikan, atau bahkan kalau jatuh pun, gue harus berusaha untuk bangkit lagi.

Saat ini, beberapa temen gue sudah berada lebih dulu di depan gue. Sempat merasa minder, tidak punya harapan, putus asa, patah semangat, malas, dan sebagainya. Bukan sempat, tapi masih sampai saat ini. Merasa ditinggalkan, merasa kalau gue memang benar-benar jauh dibelakang mereka. Berpikir kalau jangan-jangan Tuhan udah ngga peduli lagi sama gue. Merasa benar-benar sendiri.

Kalau  balik lagi melihat sepotong kata-kata, atau paragraf di atas, rasanya kok gue malu ya. Dimana diri gue yang seperti itu, yang disetiap keadaan apapun, gue masih bisa bersyukur, dan memperlibatkan Tuhan. Sekarang ini, gue hanya bisa mengeluh, meminta, marah, bertanya, tanpa bersyukur dan melibatkan Tuhan dalam kehidupan gue. Nyatanya kedagingan gue saat ini lebih besar, sampai gue jauh dari Tuhan.

Lewat post ini gue mau mengucapkan terima kasih untuk Tuhan Yesus, telah menempatkan orang-orang hebat disekitar gue, yang masih dengan sabarnya mengingatkan gue, untuk selalu mengandalkan Dia, Yesus, dalam setiap keadaan gue. Yang masih juga dengan sabar mengingatkan gue untuk berjuang, dan tetap berpengharapan di dalam Dia. Terima kasih  untuk bokap nyokap, dan sahabat-sahabat gue yang tidak pernah habisnya mengasihi gue dan memberi semangat.

Perjuanganku belum berakhir, tetapi Tuhan, nantinya aku mau mengakhiri masaku disini dengan indah, dan nantinya aku akan berkata, "Terima kasih Tuhan Yesus, kau telah ubahkan pahitku menjadi manis. Terima kasih untuk orang-orang hebat yang kau tempatkan disampingku." :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar