Minggu, 12 Agustus 2012

A Present

Beberapa orang pernah berkata, kalau anak perempuan itu sungguh sangat dekat dengan sang ayah. Saya tidak sepenuhnya membenarkan sekaligus menyalahkan statement tersebut. Saya dan adik saya yang perempuan memang dekat dengan Bapak, tapi adik saya yang laki-laki pun dekat dengan Bapak. Namun hal yang membedakan antara kedekatan antara anak perempuan dengan sang ayah dan anak laki-laki dengan sang ayah adalah topik pembicaraan (menurut saya loh ya). Bapak lebih banyak bertukar pikiran tentang hal-hal memang diperlukan suatu keputusan di akhir dengan anak laki-lakinya, sedangkan dengan anak perempuan, mungkin bapak lebih banyak bercengkrama dan nyrocos serta cerita ini dan itu.

Berbicara soal ayah, ayah saya akan berulang tahun beberapa hari lagi (saya tidak perlu menyebutkan kapan tanggalnya, maupun berapa usianya). Saya berpikir, mau ngasih kado apa ya buat beliau nanti; atau mungkin, kami (mama, dan 2 adik saya), mau ngasih kado apa kepada Bapak. Ayah saya bukan tipe orang yang menaruh perhatian besar pada hari lahir seseorang; jangan harap. Ayah saya tipe orang yang sederhana, jadi perayaan ulang tahun dari yang besar sampai yang kecil pun, bukan hal yang penting untuk dilakukan. Menurut beliau, ulang tahun itu ya berarti kita mengucap syukur kepada Tuhan atas bertambahnya usia 1 tahun lagi kepada kita; bisa dengan memberi persembahan syukur ke Gereja. Kalau memang perlu untuk mentraktir teman, ya bolehlah beberapa orang, misalnya traktir bakso (wahahaha, masih jaman?).

Selama ini, memang agak susah untuk mencari kado buat Bapak. Serba salah memang; karena kami sering tidak tahu apa yang layak dianggap spesial buat Bapak (hahaha). Pernah suatu ketika saya dan dua adik saya membelikan charger handphone untuk di mobil; karena Bapak bercerita kalau beliau kadang kehabisan baterai di tengah jalan, maupun tidak sempat men-charge handphone di rumah. Akhirnya kami bawa pulang barang tersebut dan memberikannya kepada Bapak. "Pak, tadi lihat barang ini di blablabla harganya murah blablabla ... karena Bapak bilang butuh kemarin itu ..." Di sela-sela Bapak menonton tivi, beliau menjawab, "Ah, buat apa barang ini, merk gampang rusak ini yang murah-murah. Buang aja .." (spontan dilempar ke lantai). Sakit? Iya. Tapi karena saya sudah tau bagaimana Bapak, jadi saya dan adik-adik saya memaklumi saja hahaha (saya belum mengecek lagi, apakah Bapak pake tuh mobile charger atau tidak). Balik lagi ke soal kado, selama ini kado yang diberikan sama Bapak itu ngga jauh-jauh dari setelan kemeja, batik, tas, sampai sapu tangan. Jujur saja untuk memberi kado kepada pria (bukan cuma ayah saja), cukup sulit untuk memilih dan yang cocok dengan selera; berbeda dengan perempuan.

Teringat kata kado, teringat juga tentang kelulusan dan wisuda. Kalo bulan Juli kemarin saya telah dinyatakan lulus dan di wisuda, mungkin hal tersebut adalah kado yang terindah buat Bapak (juga Mama saya). Tapi nyatanya, di ulang tahun Bapak saya belum bisa memberikan gelar tersebut :"( Banyak hal yang merupakan kebanggaan dan kebahagian untuk orangtua tidak bisa dibeli dengan uang; hal tersebut salah satunya. Tetapi saya janji akan segera menyelesaikan ini semua; walau akhirnya saya beri label sebagai 'kado yang telat' hehehe.

Happy Sunday! :)

Kamis, 02 Agustus 2012

Tunda, tunda lagi dan lagi

Baru beberapa menit yang lalu gue membaca renungan yang sedikit banyak menampar gue. Ini bener- bener terjadi dalam hidup gue, dan saat ini mungkin gue sedang mengalaminya. Setiap tindakan yang kita ambil pasti ada akibatnya. Gue mau sedikit share renungan yang gue baca barusan.

"Penyakit Menunda

Kerjakanlah apa yang bisa Anda kerjakan hari ini! Jika tidak, Anda akan membayar mahal di kemudian hari. Terlalu berlebihankah? Saya rasa tidak, sebab seringkali saya harus membayar dengan mahal akibat dari penundaan yang pernah saya lakukan. Saya lebih mudah jadi stress ketika melihat setumpuk pekerjaan yang tidak ada hentinya. Saya makin frustasi ketika waktu terus bergulir mendekati dead-line yang sudah ditentukan. Waktu-waktu itulah saya berubah jadi mahkluk yang sangat sensitif. Jangan coba macam-macam dengan saya. Sedikit kata gurauan bisa berarti ucapan serius di telinga saya.

Pekerjaan yang saya lakukan pun tak ubahnya dengan kegiatan rodi yang sangat menyiksa. Saya kehilangan taste dari setiap pekerjaan yang saya lakukan. Saya sama sekali tidak bisa menikmati pekerjaan di saat terburu-buru seperti itu. Itu semua bermula dari sebuah penundaan yang saya lakukan.

Kadangkala kita juga melakukan hal yang sama, melakukan penundaan demi penundaan dengan sebuah pemikiran, “ Aku toh bisa mengerjakan keesokan harinya.” Tanpa kita tahu bahwa hari esok sudah memiliki kesibukannya sendiri. Bagi banyak orang hal ini mungkin dianggap sangat sepele, tapi bukankah kadangkala kita kehilangan kesempatan-kesempatan berharga itu berlalu begitu saja hanya karena kita menunda untuk segera melakukannya?

Jangan pernah menunda apa yang bisa kita kerjakan pada hari ini. Ini adalah salah satu prinsip kesuksesan yang sangat penting. Biasakanlah diri untuk selalu menunda-nunda, maka kesuksesan yang kita impikan juga akan tertunda. Napoleon Hill, seorang motivator berkata, “Yang berarti bukan apa yang akan Anda kerjakan melainkan apa yang sedang Anda kerjakan sekarang.” Banyak orang gagal meraih kesuksesan karena penyakit suatu hari. Mereka harusnya bisa meraih kesuksesan pada hari ini, tetapi mereka memilih untuk menundanya dan berkata akan melakukannya pada suatu hari. Apa yang bisa kita kerjakan pada hari ini adalah anugerah Tuhan yang harus kita responi dengan cepat. Jika kita menunda untuk melakukannya, ada kalanya itu berarti kita secara tidak sengaja menolak berkat dan keberhasilan yang diberikan oleh Tuhan bagi kita pada hari ini. Jadi, jangan biasakan untuk melakukan penundaan dan terjangkit dengan penyakit suatu hari." (source : http://www.renungan-spirit.com)

Mungkin bukan gue aja yang pernah mengalami hal ini, temen-temen mungkin pernah. Hari ini gue dan temen-temen di tegur lewat satu renungan. Kesalahan di belakang hari, mudah-mudahan ngga kita lakuin lagi di depan hari. Semangat untuk kita semua!