Rabu, 12 Mei 2010

what should we call it ?

Satu film yang mendapatkan salah satu piala penghargaan yang gw lupa namanya, judulnya cin(T)a. Jujur, gw mungkin tau film ini udah cukup lama, tapi baru tadi gw nonton filmnya. Sebuah film yang bertema bukan hanya sekedar percintaan belaka, tapi juga sarat akan nilai-nilai moral antar dua perbedaan keyakinan. Film ini bisa dibilang intinya itu cinta terlarang, antara dua keyakinan yaitu kristen dan muslim. Film yang sama sekali ngga ngejatuhin keduanya, malah di film ini di kasih tau banyak hal yang positif. Tentang cinta yang satu ini, pasti banyak diantara kita yang bertanya-tanya, apalagi awalannya "kenapa". Something that we couldn't be answer by human minded, it's just only God knows, jadi disebutkan disitu (filmnya), "God is the director" dan pemerannya adalah kita manusia. "Kenapa Tuhan nyiptain kita beda-beda, kalau Tuhan cuma pengen disembah dengan satu cara ?". Secara logika dan harfiah, ngga salah juga sih kita kalau sempat bertanya seperti ini, toh namanya juga manusia kan. Tapi sayangnya, pemikiran kita ngga sama seperti pemikiran Tuhan. Contohnya, apa yang baik di mata kita belum tentu benar di mataNya.

Ini juga yang terlintas di benak gw, "Kalau gw muslim, apa dia bakal cinta sama gw ?". Atau mungkin, "Kalau gw langsing, emangnya dia bakal punya perasaan yang sama kayak gw ?". Who knows kan ? Cinta itu bentuknya perasaan, bukan pemikiran. Dan kadang, perasaan itu bisa salah, bisa benar.

Hari ini, gw juga dapet banyak hal dari Pak Gideon (salah satu Dosen di kampus gw). Dia sebelumnya bertanya terlebih dahulu, "Mana yang didahulukan pada hubungan suami istri? Tunduk dulu atau mengasihi dulu?". Gw berpikir keras, tapi bapak itu ngejawab duluan. Mengasihi lebih dulu ... Kalau suami ngga mau mengasihi dulu sang istri, bagaimana bisa si istri tunduk sama sang suami. Tapi, si suami juga harus tunduk sama Tuhan, itu pointnya. Lagi, kata Pak Gideon, "Sebenernya tujuan kamu pacaran itu apa sih ?". Kata dia,"Mencari perlindungan". Betul juga gw pikir-pikir, perempuan itu pengennya dilindungin, berada dalam rasa aman dan nyaman. Coba kita hubungkan, karena perempuan pengen aman dan nyaman dari laki-laki, jadi perempuan harus tunduk, dan laki-laki harus mengasihi juga tunduk sama Tuhan.

Indahnya cinta ini, tapi keindahan itu ngga akan sangat indah kalo ngga dibumbui sama yang namanya masalah. Apa enaknya kalo dipikir-pikir kalo cinta cuman begitu-begitu aja, jalan lurus diaspal ngga ada lobang. Justru dari masalah itu, kita belajar untuk membuat suatu benteng, bagaimana nantinya untuk menghadapi masalah yang tingkatannya lebih sulit lagi. cinta oh cinta hahaha :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar